Rabu, 27 Juli 2016

Bahaya Isis dan Syi'ah




Habib Hasan ‘Daliel’ Alaydrus :

Bismillâhirrahmânirrahîm. Pecintamu Hasan bin Ahmad bin Husain Alaydrus. Hari ini kami sangat bergembira sekali, ceramahan antum (Habib Umar bin Hafiz), arahan-arahan antum, membuat gembira dan sejuk kami. Sayyidah Nisa’il Alamin, Fatimah binti Rasulillah ‘alaihâ salâmullâh dan keturunan Sayidah Fatimah di Indonesia banyak sekali sebagaimana antum ketahui. Adalah sebuah realitas wahai Habib, bahwa keturunan Sayidah Fatimah saat ini… dan mereka adalah saudara-saudara antum kami ingin tentu perkataan antum di dengar karena itu kami bertanya di depan saudara-saudara kita, agar apa? Agar tidak ada lagi sesuatu yang samar atau tidak jelas. Agar jelas, hari ini, sebelum kita keluar dari rumah kediaman Sayid Zen bin Smith, sebelum kita berpisah dan kembali ke rumah kita masing-masing, masalah ini harus jelas terlebih dahulu.

Tentu kami mengharapkan dari antum bimbingan-bimbingan antum, perkataan dan fatwa antum, agar menjadi jelas. Kami ingin mencintai karena Allah Swt. Wahai Habib, kami menangisi perpecahan ini, kami sedih, kami malu kepada Allah, kepada Rasul… kami ingin… antum baru saja katakan bahwa ridha Allah, ridha Rasul saw. akan turun dengan adanya jalinan hubungan antarsesama dan kami menginginkan hal itu. Akan tetapi ada suatu hal penting, di setiap majelis, di atas mimbar-mimbar yang diberkati, antum perlu selalu menyerukan persatuan ya Habib. Menyerukan persatuan barisan, khususnya diantara kita sesama Alawiyin.

Karena itu ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, kita menemukan sebuah realitas di masyarakat Alawiyin saat ini, bahwa sebagian dari mereka bermazhab Syiah ya Habib. Saya adalah seorang bermazhab Syiah. Saya adalah salah seorang murid Almarhum Al-Habib Abdullah Syami’, khususnya saya berguru kepada Habib Hadi bin Ahmad Assegaf dan Syekh Hadi bin Sa’id Jawwas. Mereka semua tahu bahwa saya seorang Syiah. Saya duduk bersama mereka. Mereka mencintai saya. Banyak dari saudara-saudara kita menyaksikan. Saya, Ustaz Othman Shihab, Ustaz Muhammad bin Alwi Bin Syekh Abu Bakar.

Kami bermazhab Syiah, namun sangat disayangkan, kadang-kadang sebagian orang berkata: “Mereka orang Syiah meninggalkan turats datuk-datuk mereka dari kalangan habaib dan para wali di Hadramaut.” Tidak! Kami membaca ratib, doa-doa, munajat-munajat. Bahkan terkadang kami mengutip ucapan antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’. Kami ingin membangkitkan semangat para Alawiyyin, maka kami mengutip ucapan Antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’: “Demi Allah, tidak disebut sang kekasih oleh pecinta, melainkan ia dibuatnya mabuk kepayang. Manakah gerangan para pecinta yang bagi mereka mengerahkan segenap jiwa dan hal-hal berharga adalah sesuatu yang tidak berarti.”

Kami tidak meninggalkan Hadramaut. Akan tetapi, terus terang, pada kenyataannya kami katakan bahwa kami bermazhab Syiah. Kami menganut mazhab Imam Jakfar As-Sadiq alaihi salam. Kami menukil ilmu fikih, ushûluddîn, dan lain-lain, sebagaimana Antum singgung tadi. Karena itu, saya ingin bertanya kepada Antum, dengan segala takzim dan hormat saya: Apakah Syiah kafir atau tidak? Inilah pertanyaan saya ya Habib, agar apabila jawabannya keluar dari lisan Antum yang diberkahi, insya Allah saudara-saudara akan mendengar, dan tidak akan lagi ada ketidakjelasan, dan insya Allah, besok saya akan mengunjungi Habib Naqib bin Syekh Abu Bakar, dan besok saya… ringan bagi saya insya Allah. Saya pergi mengucapkan salam dan duduk bersama Habib siapa saja… seluruhnya. Maka, karena itu, ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, terima kasih untuk Antum.


Jawaban Al Arif Billah Al Habib Umar bin Hafiz:


Semoga Allah memberkati dan memberi taufik-Nya kepada anda dan kita semua. Apa yang anda sebutkan, pada ucapan anda, mengenai adanya tali hubungan (ittishal) dengan dengan Sayid Abdullah Syami’ atau yang lainnya, semua itu insya Allah akan tetap berlangsung. Seperti Anda ketahui, bahwa di antara kewajiban seorang yang muttashil (menyambungkan diri) dengan seorang guru, atau siapa pun, begitu pula berkaitan dengan mazhab Imam Ja’far Ash-Shadiq, perlu anda ketahui bahwa tidak ada seorang pun dari syekh-syekh Anda, syekh-syekh dan datuk-datuk kita semua, yang keluar dari manhaj Sayidina Ja’far Ash-Shadiq atau bertentangan dengannya.

Berkaitan dengan penukilan masalah-masalah yang bersifat fiqhiyyah, maka dalam hal ini terdapat banyak jalur (periwayatan) dan menjadi bahan diskusi di antara apara ulama. Terdapat banyak jalur dalam hal metode penukilannya. Maka jika kita telah mengetahui demikian, kita katakan bahwa Sayidina Ali Al-Uraidhi ra. adalah penggalan jiwa ayahandanya, seperti saudara (Imam) Musa Al-Kazhim ra. apa yang berada pada keduanya tidak ada yang keluar dari manhaj ayah mereka, Sayidina Ash-Shadiq ra.

Seperti Anda singgung dalam pembicaraan Anda, bahwa Anda berpegangan pada mazhab yang di pegang oleh mereka, kemudian, cabang-cabang ilmu fikih dalam syariat Islam sangat luas sekali, dan bukan masalah dalam mengambil satu dari sekian banyak cabang ilmu fikih, bahkan tak jarang ditemukan sebuah pendapat yang menjadi pegangan mazhab tertentu dan terdapat padanannya pada mazhab-mazhab lain yang populer di kalangan ahlusunah.

Karena itu di tempat kami terdapat kelompok zaidiah di Yaman. Zaidiah adalah salah sebuah firqah Syiah, mereka adalah firqah Syiah yang paling dekat dengan ahlusunah. Kelompok ini hidup selama ratusan tahun, di antara mereka dengan kalangan ulama dan masyarakat kita terjalin hubungan baik, kehidupan bertetangga yang baik, dan akhlak yang baik, diantara mereka juga terjalin hubungan surat-menyurat dan saling kunjung mengunjungi, dan lain sebagainya. Mereka hidup berdampingan, di masjid-masjid mereka, mereka shalat dengan selain mereka tanpa ada perselisihan, masalah atau pertentangan.

Mereka memiliki banyak cabang dalam masalah fikih, bahkan sebagian mereka dinilai sebagai para penganut mazhab Hanafi karena banyaknya kesamaan dalam masalah-masalah fikih mereka dengan mazhab Imam Abu Hanifah. Padahal mereka bukan para penganut mazhab Hanafi. Terdapat banyak kesamaan pendapat di antara dua mazhab tersebut dan hal ini tidak masalah. Kalau hal ini Anda ketahui, maka jawaban atas pertanyaan Anda adalah bahwa kami tidak mengkafirkan suatu kelompok pun dari sekian banyak kelompok Islam kecuali yang secara terang-terangan menunjukkan pertentangan terhadap sebuah persoalan agama yang diketahui secara pasti, lalu mereka mengingkarinya.
 

 
Karena itu, kita tidak bisa menghukumi secara umum. Banyak dari pengikut ahlusunah yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kekufuran, apabila salah seorang dari mereka mengerjakan sesuatu yang dapat menyebabkan kekufuran yang disepakati secara ijmak, disepakati dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam maka status “pengkafiran” ini untuk pelaku perbuatan penyebab kekufuran tersebut, bersifat umum. Adapun dalam menindak si pelaku secara khusus, itu adalah tugas walî amr. Sedangkan penyebutan status “kafir” tidak dilakukan dengan menyebutkan nama individu terkait. Namun dengan cara menyebutkan perbuatan penyebab kekufuran, dan keyakinan penyebab kekufuran, karena itu orang-orang seperti Anda yang berpendapat apa pun, misalnya Anda berkata, “Saya Syiah, saya pengikut Imam Ja’far Ash-Shadiq,” tidak boleh dikafirkan, dengan ucapan ini, pandangan ini, tidak bisa dikafirkan.

Tidak yang diyakini orang-orang seperti Anda kecuali bahwa Anda mengagungkan Allah Swt., mengagungkan rasul-Nya, mengagungkan Alquran, mengagungkan umumnya kaum mukminin dan kalangan khusus dari mereka, serta keinginan untuk mensucikan diri Anda dari berbagai bentuk cacian, laknat dan makian kepada yang kecil dan besar. Inilah yang diyakini dan diduga berada pada orang seperti Anda, dan dikenal pada Anda. Ini tentu tidak membuat Anda keluar dari maslak keislaman. Yakni seperti ucapan Anda, “Saya adalah seorang Syiah,” dari sini Anda tahu, bahwa kami, serta para ulama dan manusia-manusia terbaik umat ini, khususnya salaf shaleh kita dari Âl Abi Alawi, mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari kebiasaan mengkafirkan, khususnya terhadap umat Islam, sampai seperti bunyi redaksi hadis Nabi saw., “Sampai kalian lihat mereka menunjukkan kekufuran secara benar-benar jelas.” Yakni tidak lagi perlu di takwil.

Namun demikian, mereka mengatasi perkara ini (kekufuran seseorang yang benar-benar jelas) tidak dengan atau dengan mencaci dan memaki, tetapi dengan memintanya bertaubat, dan menjelaskan masalah kepadanya, jika ia tidak juga bertaubat maka di serahkan kepada walî amr. Penyelesaian masalah oleh mereka hanya sampai di sini saja. Inilah cara yang di tempuh oleh para salaf saleh kita.

Maka, kami sedikit pun tidak membenarkan takfir (pengkafiran) yang merupakan budaya kaum khawarij yang telah mengkafirkan para sahabat, mengkafirkan Sayidina Ali dan para pengikutnya dan siapa saja yang bersamanya, meski demikian, Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka. Maka kami bersama mazhab Imam Ali tersebut. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka (kaum khawarij) adalah orang-orang kafir?” Imam Ali menjawab, “Tidak , mereka lari dari kekufuran.” “Apakah mereka orang munafik?” tanya mereka lagi. “Tidak, orang-orang munafik tidak berzikir menyebut nama Allah, sedangkan mereka banyak berzikir menyebut-Nya.” “Lalu kami namakan apakah mereka?” tanya mereka. “Mereka adalah saudara-saudara kita yang telah memerangi kita.”

Dalam riwayat lain Sayidina Ali berkata, “Mereka telah ditimpa fitnah, maka mereka buta dan tuli…” Beliau tidak mau menyebut mereka kafir atau munafik. Maka manhaj Sayidina Ali inilah yang juga merupakan manhaj Al-Faqih Al-Muqaddam, Sayidina Assegaf, Sayidina Al-Muhdhar, dan juga berarti manhaj kita semua. Inilah yang kita anut dan pegang teguh. Padahal, orang-orang khawarij membawa pedang dan memerangi Imam Ali. Mereka telah memerangi manusia-manusia terbaik dari umat ini yang begitu jelas disaksikan keutamaan mereka oleh Alquran dengan sebutan as-sâbiqûn al-awwalûn; as-sâbiqûn al-awwalûn berada pada barisan pasuka Imam Ali. Kaum Khawarij memerangi mereka, mereka mengangkat senjata mereka memerangi manusia-manusia terbaik umat ini. Namun Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka, karena sifat wara’ dan ketakwaannya, serta karena keluasan ilmunya, dan beliaulah pintu masuk kota ilmu. Maka manhaj inilah yang kita gunakan, dan inilah manhaj para salaf kita, semoga Allah Swt. meridhai mereka semua.
 

 

 


 

http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=27097#27097

From :  Lukman

Assalamualaikum wr wb

Ada yang mengatakan bahwa syiah sama jahatnya dengan yahudi. apakah benar itu Bib ? mohon penjelasannya.

wassalamualaikum wr wb.


JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2012 / 01 / 18   16:27

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Saudaraku yg kumuliakan

Syi'ah adalah muslim selama mengakui syahadat. namun siapapun yang mengkafirkan sahabat atau orang muslim, maka ia kufur, apakah ia syi'ah atau bukan syi'ah

Wallahu a'lam



http://www.majelisrasulullah.org/forums/topic/tentang-iran/

From :  Yetty

Begini Habib, masalah tentang Negara Iran, yang saya dengar katanya disana, ada peperangan antara Kaum Syiah, dan kaum ( saya lupa Habib ). Dan katanya disana telah dibakar atau dirusaknya makam para khalifah, atau para pejuang-pejuang Islam,. Lalu bagaimana Habib, apakah mereka berdosa karena telah melakukan perbuatan anarkis ( merusak dan membakar makam para pejuang Allah ). mungkin disana Nabi kita, Nabi Muhammad SAW bersedih dengan apa yang terjadi dengan Islam di zaman sekarang ini, Habib.

Wassalamualaikum wr,wb

JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA


Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh


Oh iya, mengenai keributan itu, itu sudah jelas adalah usaha provokator dari musuh musuh islam untuk memecah belah sunnah – syiah.


Sama saja dengan Karikatur Denmark, karena karikatur penghinaan atas nabi saw sudah ada sejak dulu namun tak pernah di exploitas, baru ini saja diexploitas ke seluruh dunia, sekedar memancing kemarahan muslimin yg padanya akan muncul tindakan anarkis.. demikian pula teroris dan lainnya.
 

Tujuannya satu, menghancurkan islam dengan mengadu domba satu sama lain, dan memberikan image pada dunia muslim yg awam dan non muslim, bahwa islam itu buruk.
itu saja tujuan mereka.


Wassalam









http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=11401#11401

From :  ceger sari buana

assalammualaikum .bagaimana pendapat habib tentang konsep imam ke 12 yang dianut syiah?

JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2007 / 12 / 10   16:51

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Saudaraku yg kumuliakan,

Mengenai pendapat kita ahlus sunnah waljamaah bahwa 12 Imam yg diakui oleh syiah bukanlah merupakan kemungkaran, namun kita tak mengakui bahwa Imam Imam kita hanyalah 12 orang saja, para penerus risalah dan para Muhaddits dan Mujtahid banyak yang diakui sebagai imam dan tidak mesti dari ahlulbait,

Dan kaum syiah mempunyai kelemahan dalam hal ini, karena mereka menobatkan 12 imam pilihan mereka hanya dari keturunan Ahlulbait, justru disana terdapat kelemahan yg nyata karena mereka hanya mengambil Imam Imam tsb dari keturunan Husein bin Ali kw, jika mereka menganggap 12 imam itu hanya dari Ahlulbait maka mengapa tak satupun mengambil dari keturunan Hasan bin Ali kw ?,

Karena Ahlulbait Rasul saw tentunya juga dari keturunan hasan bin Ali kw bahkan sayyidina hasan lebih dekat pada Rasul saw sebagai mansabah karena ia adalah kakak dari Sayyidina Husein ra.

Maka kita melihat bahwa syiah sebenarnya hanya membesarkan keturunan ratu persia mereka, bukan ahlulbait Rasul saw, karena putri persia dinikahi oleh husein bin Ali kw, maka mereka memilih keturunan ratu persia dari Sayyidina Husein ra sebagai 12 imam.

Wallahu a'lam


 


From : ADHE


Assalamu'alaikum wr.wb
 
Mau tanya tentang IJABI ( Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia ) yang berpusat di yogyakarta.mereka itu ber aliran syi'ah dari iran.tapi yang ana bingung tidak ada satupun pengurusnya yang ahlul bait.
Apa pendapat habib dan apakah aliran mereka sesat atau tidak.
wassalamu'alaikum wr wb.

JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR AL MUSAWA

2007/10/02 11:44

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Syiah mempunyai banyak golongan yang terpecah pecah, saya belum pernah mendengar kelompok yang di Jogja ini, namun jika mereka terbukti telah menyalahkan para sahabat dan khulafa'ur Rasyidin maka mereka sesat, dan sebagian besar syi'ah demikian
 
Wallahu a'lam


From :  wiribi 
 
Salam Habib yang dirahmati Allah Swt.
Ana mau tanya, antum mengatakan bahwa sebagian besar Syi'ah itu sesat, berarti ada Syi'ah yang tidak sesat, Syi'ah yang manakah itu ?
 
Syukran

JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR AL MUSAWA

2007/10/29 05:27


Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,


Saudaraku, Syiah yang tidak sesat adalah mereka yang mengikuti ahlussunnah waljamaah, tidak mencaci sahabat, memuliakan mereka, namun mereka memuliakan dan mendahulukan ahlulbait Rasul saw dalam segala hal, kelompok ini sangat sedikit, mereka termasuk golongan ahlussunnah waljamaah, namun condong pada ahlul bait dalam segala hal, dan mereka mengaku sebagai syiah karena menurut mereka bahwa ahlus sunnah waljama'ah kurang memuliakan ahlulbait Rasul saw.


Hal seperti ini wajar saja dan bisa dimaklumi selama tidak bertentangan dengan syariah.



Wallahu a'lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar