Jumat, 29 Juli 2016

Ilmu Syari'at, Thariqat, Makrifat, Haqiqat, Khalwat







JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2007/08/20 05:44

Saudaraku yg kumuliakan


Semua Tarekat itu bertujuan untuk mencari suatu cara agar sampai pada dzikir yang khusyu, BILA SUDAH BERHASIL MENCAPAINYA maka IA TAK PERLU TAREKAT LAGI, tapi umumnya mereka yang telah berhasil mereka menjadi pengajar, demi menuntun adik - adiknya mencapai khusyu nya dzikir.

 
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=6390#6390



2008/03/06 06:46

Saudaraku yg kumuliakan
 

Mengenai pembai'atan saya tak menganut faham tersebut, karena ilmu kedekatan pada Allah swt boleh kita pelajari tanpa bai'at, dan saya adalah pada kelompok orang yang kurang setuju dengan Bai'at dalam Tarekat untuk mempelajari ilmu kesucian jiwa.
 

Sebagaimana beberapa Tarekat yang mengajarkan mesti bai'at dulu untuk menjadi anggotanya maka saya tak setuju, karena bai'at yang wajib hanyalah bai'at pada Rasulullah saw dan bai'at pada khalifah. Selain dari itu apalagi untuk mempelajari ilmu maka tak membutuhkan bai'at, walaupun bai'at boleh boleh saja karena Bai'at adalah janji setia.
 

Dalam penempatan dzikir, memang banyak versi, namun saya memilih yang paling kuat dan Jumhur (pendapat terbanyak) ulama dan para Imam, bahwa dzikir adalah didalam hati, berawal dari hati, keinginan, lalu lafadh, boleh diikuti lisan, dan boleh tidak, lalu pendawaman kehadiran Allah swt dalam hati akan membuat keadaan kita selalu dalam cahaya dzikir dalam keadaan apapun,
 

Jiwanya tetap sujud pada Allah swt walaupun tubunya berjalan, berbicara, bekerja, namun jiwanya tetap sujud pada Allah swt.
 

Ada salah seorang tokoh Sufi yg berkata : "mereka lihat kami duduk bercengkerama bersama mereka, padahal itu bukan kami, karena ruh ruh kami berada di puncak puncak khusyu yang tertinggi".
Jiwa mereka tetap sujud pada Allah..,
 

Sebagian besar manusia walaupun tubuhnya bersujud namun hatinya tak pernah sujud pada Allah..
Dzikir adalah menghidupkan kembali cahaya sujud dalam sanubari, dengan mulai mengingat kemegahan Allah, kekuasaan Nya, keidahan Nya, kerajaan Alam semesta yg milik Nya, maka hati mulai membungkuk dan merasa rendah, lalu ia pun bersujud..tunduk, dengan segala ketundukan dan pasrah kepada yang memilikinya.


http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=12417#12417








JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2009/10/16 14:11 

Saudaraku yg kumuliakan.


Haqiqah adalah ilmu keyakinan yg mendalami Allah swt, ia adalah derajat Al Ihsan, sebagaimana sabda nabi saw : Al ihsan adalah kau beribadah ada Allah seakan kau melihat Nya, jika kau tak bisa melihat Nya maka sungguh Dia melihatmu, itulah ringkasan ilmu haqiqah, bagi mereka Allah swt Maha Terlihat dan Terasa, lebih dari semua makhluk...
 

Bagi mereka semua yg mereka lihat, dengar, dan rasakan, tak sekuat keberadaan Allah swt, seakan semua yg ada ini adalah tiada dan fana, Justru yg ada hanya Allah swt, mereka melihat keluhuran Allah swt dimanapun dan kapanpun, mereka didholimi mereka ingat Allah, mereka melihat sesuatu langsung lintasan pemikirannya pada Allah, mereka sudah tidak perduli pada makhluk, mereka hanya perduli pada Allah swt, mereka tidak perduli perasaan makhluk, mereka tidak perduli cinta dan benci makhluk, hanya Allah.. hanya Allah..
 

Lalu mereka perduli pada makhluk karena Allah swt, bukan karena makhluk, mereka takut mengecewakan perasaan makhluk karena mereka takut dg itu bisa mengecewakan perasaan Allah swt.
 

Maka cinta mereka suci, kelembutan mereka haqiqi, kasih sayang mereka teruji, mereka tidak terpengaruh dengan pujian dan cacian,

itulah Haqiqah.


http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=24362#24362







al habbun bertanya :

Assalamu'alaikum warohmatullah,

Saya mau bertanya tentang makna dari ilmu tasawuf sebenarnya.

Apakah Rasulullah mengamalkan ilmu tasawuf ini?

Terimakasih atas perhatian Habibana


JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2008/11/28 09:40

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Anugerah dan Cahaya Rahmat Nya semoga selalu menerangi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
Tasawwuf berawal dari kalimat shafa, tasyawwafa, tashawwuf, yaitu suci, kesucian, tuntunan kesucian.

Tasawwuf adalah tuntunan mencapai keridhoan Allah swt dg kesucian hati, Rasul saw adalah Imam semua ahli tasawwuf, dan setiap muslim harus mempunyai pengetahuan tasawwuf, jika tidak maka dipastikan ia tak akan sampai pada keridhoan Allah.

Fiqih adalah ilmu yg mengajarkan cara cara ibadah, hukum hukumnya dan pembahasannya, namun ibadah akan percuma jika tidak didasari niat yg baik, dan niat baik adalah bagian dari tasawwuf.

Misalnya seseorang shalat melakukan dg rukun yg benar, syarat yg benar, namun ia shalat bukan karena Allah, hatinya ragu bahwa Allah itu ada, maka apa gunanya shalatnya dan ibadahnya?

Tasawwuf adalah ilmu yg menuntun kesucian hati dan iman,

Setinggi apapun ilmu seseorang dalam syariah ia akan menjadi fasiq jika tak memiliki kesucian hati dan iman.

Iman adalah tasawwuf, sebagaimanba rukun Iman, percaya pada Allah, percaya pada kitab kitab Allah, percaya pada Rasul Rasul Allah, percaya pada malaikat malaikat Allah, percaya pada Qadha dan Qadar adalah dari Allah, percaya pada hari kiamat.

Semua rukun iman itu tidak terlihat, hanya kitab Alqur'an yg jelas diketahui, sisanya kitab kitab Allah lainnya kita tak pernah melihatnya, kita tidak melihat Allah, kita tidak melihat malaikat, kita tak bertemu semua para nabi, kita tak melihat sorga dan neraka, kita tak melihat hari kiamat,

Itu semua hanya bisa dipercaya dengan tasawwuf, kesucian hati dan keimanan kita.

Seseorang yg mengamalkan syariah tetap bisa terjebak dalam kemurkaan Allah, misalnya seorang pria yg menikah tanpa restu ayah ibunya, tentunya secara syariah akad nikahnya sah, namun tentunya ia terkena durhaka pada ayah bundanya, jika ia tak memiliki dasar tasawwuf (iman) maka ia tak akan perduli pada restu dan ridho ayah bundanya,

Contoh lain jika seorang yg mengumpuli istrinya di siang hari ramadhan maka ia mesti puasa dua bulan berturut turut, maka jika ia ahli fiqih, ia bisa saja mencari cara supaya bisa jimak dg istrinya dengan hanya membayar qadha puasa satu hari, bagaimana ?

Ia batalkan dulu puasanya, dengan makan atau minum, lalu baru berjimak bersama istrinya, maka ia hanya wajib membayar puasa satu hari saja, hal ini benar secara syariah, namun ia akan terkena kemurkaan Allah karena berusaha menipu Allah swt tanpa ia sadari, padahal Allah Maha Tahu niatnya.

Atau misalnya pemalsuan tanah milik, sang pemilik asli misalnya tak punya bukti/saksi bahwa tanahnya itu miliknya, lalu datang orang lain membawa dua saksi yg bersumpah bahwa tanah itu milik orang lain itu, maka hakim mesti menjatuhkan hukum bahwa tanah itu milik si pendusta, dan si pemilik tanah yg asli akan dikalahkan dalam hukum, walaupun misalnya hakim tahu betul bahwa orang ini menipu, namun hukum tetap hukum,

Demikianlah syariah jika tak memakai kesucian iman (tasawwuf).






Abd Rozaq bertanya :

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Saya ingin bertanya mengenai Kholwat, apakah d jaman sekarang ini perlu ?

Saya di sarankan Ustadz saya untuk berkholwat, Insya Allah dalam minggu depan. Mohon sarannya ya Habib, apa yang harus saya lakukan kalo memang kholwat itu di perbolehkan?

JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA

2011/12/16 12:02

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Saudaraku yg kumuliakan,

Mengenai khalwat, ia adalah membersihkan hati dari dosa dan memperbanyak mengingat Allah swt daripada makhluk, khalwat adalah menyendiri, pada thariqah alaqiyyah khalwat bisa dilakukan beberapa saat setiap harinya, bisa dilakukan dirumah atau dikamar anda sendiri asal anda sendiri, dan anda beribadah dan bertafakkur akan kemuliaan Allah swt, jika hati terasa gundah maka keluarlah bergaul.

Di dalam Thariqah Alawiyah juga diajarkan khalwat ditengah orang ramai, hal ini sunnah Rasul saw juga, yaitu kita bergaul dengan teman, keluarga, bekerja, dll, namun hati kita terus kita perjuangkan untuk bersama Allah, inilah khalwat terluhur yg banyak yhariwah lain tak memiliki dan mengamalkannya, mereka hanya tahu khalwat adalah semedi, yaitu menyendiri beberapa hari atau bahkan berbulan bulan dari pergaulan orang banyak.

namun guru guru besar Tharriqah alawiyah mengajarkan khalwat nabawiy, yaitu lebih mudah karena sesekali menyendiri danbertafakkur meninggalkan pergaulan karena Allah, dan juga tetap bergaul dg orang namun hati terus berjuang untuk berdzikir dan mengingat Allah, hal ini sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja,

sebab khalwat dg waktu berhari hari bisa didatangi jin penggoda atau syaitan yg memberikan seakan ilham atau pemikiran yg keluar dari syariah islam walau masuk akal.

tejadi seorang pemuda berkhalwat berbulan bulan meninggalkan pergaulan, hingga karena banyaknya ibadah ia semakin benci pada iblis, tentunya hal yg baik, maka ia terus berdoa utk berjumpa dg iblis, walau imannya menolak namun nafsunya mengalahkannya untuk hanya berhajat ingin jumpa dg iblis,

subhanallah, adakah hajat lain?, ia ibadah banyak fokus hanya agar diperjumpakan dg iblis, maka suatu malam iblis datang padanya dan berkata : aku iblis, mau apa kau ingin jumpa denganku?, pemuda itu menjawab : aku ingin jumpa denganmu untuk melaknatmu, karena kaulah biang perusak orang..
maka iblis berkata, aku terima laknatmu, adakah kau minta sesuatu padaku?
maka pemuda itu menjawab aku tidak butuh apapun darimu..!, aku hanya puas sekarang telah melaknatmu..!!, aku akan meneruskan ibadahku.

lalu iblis berbalik pergi dan berkata, kau pemuda hebat, tak tergoda denganku, padahal ribuan orang shalih terkena jebakanku, aku sangat salut padamu, patuh beribadah pada Allah dan menyendiri, padahal usiamu masih 60 tahun lagi.
lalu iblis menghilang.

pemuda itu meneruskan ibadahnya, namun mulai berfikir, usiaku masih 60 tahun lagi..??, kalau begitu lebih baik aku keluar dan bermaksiat paling tidak 10 tahun, aku rindu keduniawian yg sudah kutinggalkan, lalu aku masih punya wakty 50 tahun untuk ibadah dan tobat.

maka ia keluar dan meninggalkan khalwatnya, mabuk, berzina, dan berbuat macam macam maksiat, dan esoknya ia wafat.

demikianlah jahatnya tipuan iblis, dan hal ilham ilham aneh spt itu sering muncul dalam kesendirian/khakwat yg lama.

Tharuqah alawiyyah mengajarkan i;tikaf di masjid, duduk diantara oirang orang yg tidak kita kenal, merenung dan melihat mereka dan bertafakkur.

dan khalwat yg paling berat adalah khalwat ditengah orang banyak, namun tidak terlalu sulit jika kita bersemangat, yaitu terus tafakkur, melihat kejadian dihadapan kita seakan kita bukan dari kelompok mereka, seakan kita sudah mati dan hanya ruh saja, melihat orang yg berkelahi sebab masalah kecil, melihat orang lain didholimi, melihat orang terkena musibah, melihat orang kaya yg kikir, dan hati terus berdoa utk semua, mendoalan yg terkena musibah, mendoakan semua yg kita lihat,

hingga ia akan mencapai derajat yg sangat tinggi yaitu sejiwa dg Nabi saw, satu tujuan dg Nabi saw, satu cita cita dg Rasulullah saw, yaitu yg selalu berdoa, berjalan dijalanan misalnya, maka jiwa kita merintih wahai Allah ampuni semua orang yg melintasi jalan ini, beri mereka hidayah, maafkan kesalahn mereka dan bantu keadaan mereka dunia dan akhirat,

hal ini akan semakin tinggi dan tinggi, sehingga setiap nafasnya terus mendoakan seluruh ummat Muhammad saw, yg sakit agar diberi kesembuhan, yg dimurkai dan berdosa agar dimaafkan dan diampuni, yg terkena jebakan narkotika, zina, judi dan dosa lainnya agar diberi hidayah,

dan alam sanubarinya menjadi satu cita cita dg Nabi saw, maka ia menjadi Rahmat bagi alam sekitarnya tanpa orang lain mengetahui kemuliaannya, dan ia terus meminta doa dan bimbingan dari para shalihin, terus merendahkan hati dan merasa dirinyalah yg paling hina di dunia, maka merekalah kekasih kekasih Allah,

demikian sekilas mengenai thariqah alawiyah saudaraku, mungkin anda bertemu mereka tampaknya mereka biasa saja, bercanda, atau tidak terlihat orang yg khusyu, namun hatinya penuh cahaya, sebagaimana ucapan syeikh ahmad al alawiy, ia berkata : mereka melihat kami duduk duduk bercakap cakap dg mereka, padahal hati kami tak bersama mereka, hati kami berada di puncak puncak tertinggi.

mereka belajar semampunya, mereka mengajar semampunya, dan mereka mengamalkan sunnah Nabi saw semampunya,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar